Raut wajah sederhana dan pembawaannya yang kalem cenderung pendiam,
itulah gambaran profil seorang penjaga Mess DAHANA Jakarta. Lahir di Tasikmalya pada Maret 1975 silam, Salimudin
sosok pria pemilik nama itu. Kesehariannya ia bertugas sebagai penjaga mess perusahaan, mulai dari
membersihkan lantai,
sekaligus melayani seisi penghuni mess tersebut.
Sudah sepuluh tahun lamanya Salim, menjadi penghuni tetap di Mess
karyawan DAHANA Jakarta. Maka dari itulah rasa tanggungjawabnya pada pekerjaan mampu
mengalahkan rasa rindunya dengan keluarga di kampung halaman “Kangen sama keluarga sih pasti, terutama sama anak. Biasanya saya telepon
ke mereka, kalau lagi kangen,” kata Salim singkat.
Pekerjaan Salim sebagai penjaga sekaligus petugas kebersihan
memang cukup menguras tenaga. Luasnya gedung mess yang memiliki tiga lantai ini, harus ia bersihkan
tanpa terlewati. Karenanya
Salim harus bangun pagi buta setiap harinya.
”Saya bangun pagi, pukul 5. Selesai sholat subuh, saya langsung mulai bekerja, seperti
membereskan peralatan makan, meyapu lantai sekalian ngepel, merapikan kamar
tidur, semua kerjaan itu baru bisa selesai kira-kira pukul 10 siang,” cerita Salim pada Dfile, siang itu sesaat selesai merapikan salahsatu ruang tidur di
lantai satu.
Namun semua itu tidak menjadi beban bagi Salim,
setiap pekerjaan dia lakukan dengan ikhlas dan penuh rasa tanggungjawab. Bahkan dia tidak masalah apabila harus membukakan
pintu gerbang mess jika ada karyawan DAHANA yang datang tengah
malam, meskipun ia sudah lelap.
“Apapun yang saya kerjakan di sini, sudah kewajiban saya. Jadi saya tidak merasa berat atau gimana,
karena sudah terbiasa mungkin,” ungkap ayah
dari tiga orang putri ini.
Pedoman itulah yang selalu dia pegang teguh sampai sekarang,
terbukti dia tetap menjadi bagian keluarga besar DAHANA. (aan)
No comments:
Post a Comment